Umar
ibnul Khaththab r.a. berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda,
“sesungguhnya, setiap amal itu tergantung
pada niatnya. Bagi setiap orang (yang melakukan sesuatu) pahalanya sesuai
dengan niatnya. Barang siapa yang hijrah karena Allah dan Rosul-Nya, maka
hijrahnya itu kepadda Allah dan Rosul-Nya. Barang siapa yang hijrah karena
dunia yang ingin ia dapatkan atau seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka
hijrahnya kepada apa yang ia maksudkan.” ( HR
Bukhari dan Muslim )
Didalam hadits
ini, Rasulullah saw.menetapkan dua kaidah penting dalam pandangan islam,
terkait dengan landasan dilakukannya suatu amal dan pahala yang akan diberikan
untuk orang yang melakukannya.
Disamping
itu para ulama telah bersepakat bahwa hadits Umar ibnul Khaththab merupakan sepertiga
bagian dari islam. Sebagian yang lain mengatakan bahwa hadits ini merupakan
seperempat bagian dari islam. Namun, mereka berbeda pendapat dalam menentukan
bagian keempat.
Imam
baihaqi, ketika menjelaskan perihal hadits ini sebagai sepertiga bagian dari
ilmu- mengatakan, “ Perbuatan seorang hamba, bisa dilakukan oleh hati, lisan,
dan anggota badannya yang lain”. Niat merupakan bagian terpenting dari
amal-amal yang mereka lakukan. Niat dapat berdiri sendiri, sedangkan perbuatan
yang dilakukan melalui lisan atau anggota badan yang lain senantiasa membutuhkan
niat. Karena itu dikatakan “ Niat seorang mukmin lebih penting dari amalnya “.
Para ulama salaf pun, ketika memberikan pelajaran,
terbiasa memulainya dengan memberikan penjelasan tentang hadits ini.
Menganjurkan kepada murid-muridnya agar selalu memperhatikan niat mereka ketika
belajar. Memurnikannya semata-mata karena Allah SWT.
Disamping
itu para ulama telah bersepakat bahwa hadits Umar ibnul Khaththab merupakan sepertiga
bagian dari islam. Sebagian yang lain mengatakan bahwa hadits ini merupakan
seperempat bagian dari islam. Namun, mereka berbeda pendapat dalam menentukan
bagian keempat.